Suka baca cerpen di mjalah-majalah remaja? Ya, cerpen yang berisikan cerita tentang persahabatan, percintaan maupun dilema kehidupan. Semua cerita yang ditulis baik dari kisah nyata maupun khayalan semata, selalu asyik untuk dibaca.
Tapi pernahkan Anda terpikir untuk menulis cerpen? Tidak perlu ahli dalam menulis cerpen. Siapa saja bisa menulis cerpen kok!, Asal ada niat dan kemauan, pasti bisa. Memang tidak mudah, karena itu perlu mempelajari Teknik Menulis Cerpen.
Beda Cerpen dan Novel
Sebelum masuk ke teknik menulis cerpen, ada baiknya kita menelaah dulu pengertian dari cerpen dan bedanya dengan novel. Jangan sampai salah, lho! Cerpen singkatan dari cerita pendek, ini tentu saja merupakan suatu bentuk tulisan fiksi yang menguraikan suatu peristiwa, dengan konflik di dalamnya dan alur penyelesaian yang lebih pendek.
Banyak hal yang menjadi syarat sebuah tulisan disebut cerpen, antara lain: adanya tokoh/karakter, seting, alur/plot, konflik dan waktu yang lebih singkat. Dalam arti sempit, cerpen itu tidak bertele-tele dan langsung selesai sekali membacanya.
Sedangkan novel merupakan tulisan fiksi yang lebih luas dan panjang dibandingkan cerpen.
Teknik Menulis CerpenNah, sebelum menulis tidak ada salahnya mencoba teknik menulis cerpen berikut ini :
Sebenarnya sih, ide tidak harus dicari, kadang datang sendiri dengan tiba-tiba. Pas lagi makan, tiba-tiba saja terlintas dipikiran tentang cowok lebay yang norak bin jahil. Atau lagi nongkrong di toilet eh malah kepikiran untuk menulis kisah horor di dalam toilet, kan hebat tuh!
Ide cerita juga bisa dari kisah nyata lho! Hanya saja untuk tidak mengumbar aib seseorang, gunakanlah tokoh, karakter dan nama yang berbeda. Bagi yang suka menulis catatan harian/diary, itu juga bisa jadi sumber ide. Apa saja bisa mendatangkan ide segar buat kita.
Tipsnya nih, biasakan membawa alat tulis seperti pensil dan kertas kecil buat nulis ide yang tiba-tiba muncul. Kalau cuma sesaat, biasanya setelah itu lupa. Jaman sekarang kan sudah ada fasilitas menyimpan catatan atau memo di handphone, bisa juga digunakan sebagai alat bantu menyimpan ide yang berdatangan.
- Kembangkan imajinasi/daya khayalmu seluasnya.
Nah, kalau ide sudah dapat, berarti sudah ada bayangan seperti apa cerpen yang akan ditulis. Mulai kembangkan daya imajinasimu seluas-luasnya. Pikirkan tentang perjalanan cerita dan ending/akhir dari cerita yang akan dibuat nanti.
- Tentukan tema cerita, karakter dari tokoh dalam cerita, Setting/tempat cerita, alur/plot cerita, dan jangan lupa beri judul dari cerpen.
Tema cerita berdasarkan ide cerita yang ingin dibuat. Fokus pada satu tema cerita, misalnya tentang percintaan remaja, ya itu saja yang dibahas dalam cerita. Jangan keluar dari tema.
Pilihlah setidaknya satu tokoh utama dalam cerpen. Jangan membuat banyak tokoh utama karena akan membuat pembaca menjadi bingung (ambigu).
Pilihlah seting atau tempat kejadian, misalnya di rumah, kemudian ganti di sekolah lalu di atas bus dan lain-lain. Berilah jeda atau tanda ketika ingin menulis di lokasi yang bereda atau pada saat pergantian cerita.
Menulis dengan alur yang lambat atau cepat tidak masalah. Tergantung dari ingin cepat diselesaikan ceritanya atau tidak. Memperpanjang alur cerita dengan menambahkan bagian yang tidak penting biasanya akan membuat pembaca menjadi bosan.
Berilah judul cerpen yang semenarik mungkin. Pembaca biasanya ingin membaca sebuah cerpen karena judulnya yang unik dan menarik. Contoh : “Cowok lebay di Halte Bus” atau “Chatting Shock!”
Ide ada dan sudah mulai bisa mebayangkan jalan cerita dengan akhir ceritanya. Kalau sudah, mulailah menulis! Jangan biarkan waktu terbuang percuma. Kalau ada komputer/laptop, segera nyalakan. Kalau tidak punya komputer, mesin tik yang jadul juga bisa atau tulis pakai tangan (ya iyalah!) di atas secarik kertas.
Tulis semua yang ingin diceritakan. Tipsnya nih, jangan pedulikan dulu EYD maupun kaidah penulisan yang benar. Ketikan yang salah maupun EYD yang kurang benar, baik tanda titik maupun koma dan lainnya bisa kita edit setelahnya. Beres kan?
Mulai dengan kalimat yang nendang, supaya pembaca nantinya akan merasa tersentak dan ingin terus membaca kisah selanjutnya.
Contoh :
Pluk! Luna menepuk bahu Ariel dari belakang sambil cengengesan. Ariel yang lagi asyik main video games Naruto di hapenya menoleh kesal. “Untung elo yang ngagetin, Lun. Coba kalau cewek lain…!” Ketus Ariel.
Penasaran kelanjutannya? Tulis saja ya sendiri..
Nah, tidak terlalu sulit kan membuat sebuah cerpen? Memberikan kejutan di bagian akhir cerita biasanya menambah menariknya sebuah cerpen. Pemilihan kata dan jumlah kata juga harus diperhatikan jika kita ingin mengirimkan hasil karya ke media masa atau majalah. Biasanya mereka memberi batasan jumlah karakter tertentu untuk dimuat. Nulis cerpen, yuk!