Menjauhi Dosa Pelanggaran Laki - Laki dan Perempuan
[caption id="attachment_84" align="alignleft" width="300" caption="ilustrasi penjagaan diri"]
[/caption]
Namun perjalanan untuk menuju dan memperoleh kebahagiaan dunia dan apalagi kebahagiaan akhirat tidaklah mudah. Berbagai macam tantangan dan hambatan harus dihadapi dan dilalui, yang tentunya memerlukan pembelaan dan pengorbanan yang tidak sedikit. Pengendalian diri terhadap hawa nafsu, penjagaan diri terhadap kerusakan akhir zaman, mewaspadai langkah-langkah dan tipudaya syetan bukanlah pekerjaan yang ringan. Tapi bila mau bersungguh-sungguh pasti Alloh akan memberikan jalan keberhasilan.
Beratnya Dosa Pelanggaran Laki-laki dan Perempuan”, tentunya telah dapat kita pahami bahwa dosa akibat dari pelanggaran ini sungguh amat besar resikonya, yang harus ditanggung di dunia dan akhirat. Pelanggaran laki-laki dan perempuan yang bukan mahromnya yang puncaknya adalah perzinaan.
Di dalam hukum Islam, perzinaan adalah termasuk pelanggaran had, yang mana penyelesaian taubatnya ada aturan tersendiri yang telah ditetapkan oleh Alloh dan RosulNya.
Sesuai hukum Islam yang berlaku adalah : bila pelakunya masih bujangan (ghoiru muhshon) maka harus dijilid seratus kali dan diasingkan setahun, dan bila pelakunya telah bersuami atau beristri atau janda atau duda maka harus dirajam (dilempari batu) sampai mati.
Maka kita sebagai orang iman, supaya benar-benar berpikir secara sehat untuk menjadi orang-orang pintar (kayyis) yaitu selalu memikirkan kehidupan yang hakiki, kehidupan akhirat dengan senantiasa berbuat kebajikan dan berusaha dengan sak pol-polnya usaha, baik lahir maupun batin agar terhindar dari perbuatan dosa, kemaksiatan terutama perbuatan (zina) fakhsya’.
Sekecil dan seremeh apapun perbuatan dosa menurut pandangan manusia harus betul-betul kita hindari dan hal-hal yang dapat mempengaruhi serta mengusik hati yang mengarah pada perbuatan keji ini supaya betul-betul kita jauhi. Disamping itu kita juga harus banyak memohon pertolongan dari Alloh, dengan memperbanyak ibadah, meng-hijib-kan suatu amalan, dan memperbanyak berdo’a minta perlindungan dan keselamatan dari perbuatan-perbuatan maksiat.
Dengan demikian, walaupun suatu saat kita dihadapkan dengan kemaksiatan, tapi jika Alloh melindungi dan menyelamatkan pasti kita akan terhindar dari musibah besar ini, sebagaimana Alloh telah menyelamatkan Nabi Yusuf ‘Alaihis salam.
Semoga catatan kecil ini dapat digunakan sebagai bahan renungan dan fatwa yang berharga untuk meningkatkan keimanan, kefahaman dan ketaqwaan kita, sehingga dalam hidup kita yang sementara di dunia ini benar-benar bisa kita gunakan untuk berbuat yang terbaik, mencari pahala yang sebanyak-banyaknya, memperoleh rohmat dan ridlo Alloh, mati dalam keadaan husnul khotimah. Amiin! (mad)