(Kisah Sebelumnya)Siang hari pulang sekolah.
Seperti biasa adelia harus berjalan kaki selama sepuluh menit dari jalan raya menuju ke rumah.
Langkah demi langkah dia dendangkan dengan lesu.
Meakipun angin sepoy menggoyangkan ujung jilbab berenda yang ia kenakan.
Ketika di persimpangan jalan sudah tak jauh dari rumahnya, ada seorang laki2 yang mencoba berbuat kurang ajar pada adelia.
Adelia mempercepat langkahnya.
[caption id="attachment_1232" align="aligncenter" width="219" caption="Adelia"]
[/caption]
Namun tangan lelaki itu menggapai pundak adelia.
'hey, jangan kurang ajar ya sama adik gue!', tiba2 nobel menarik kerah preman itu dari belakang, 'BUGG!!!'. Satu kali pukulan sudah membuat preman cemen itu jera dan akhirnya pergi.
'makasih ya bel?'.
'hati2 kalo lewat sini. Usahakan jangan berjalan terlalu santai, tempat ini rawan'.
Adelia hanya mengangguk ragu menatap mata nobel.
Nobel menaiki sepedanya. 'aku duluan ya,,,'.
'eh, kak,, masih ingat firman? Dia kirim surat, dan titip salam buatmu juga keluargamu. Dia janji akan kemari, tunggu saja.'
nobel merespon dengan mengangkat alisnya dan senyum tipis di bibirnya. 'oke, kita tunggu.'
'udah itu aja. Silakan duluan.', adelia mempersilakan.
Benar2 hari yang menyenangkan,,,
'ya Allah,, mimpi apa ya aku semalam. Sampai2 aku bertemu seorang malaikat hari ini.'
beratus2 kata indah berkecamuk dalam benak adelia.
Bersambung... Adelia (9)